Jumat, 09 April 2010

Laporan Perkecambahan

LAPORAN PERCOBAAN

TENTANG

PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

DI SUSUN OLEH :

ASIANA RAHMAWATI

BALGIS

IMAM PRAWIRANAGARA

IRHAM

SYARIFAH MUFIDA RIZKY

XII IPA 2

SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI

2009 \ 2010


BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang teori

Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Pertiumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi pada kecambah yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan.

Tujuan percobaan

Percobaan ini diadakan untuk mempelajari pengaruh cahaya sebagai faktor pendukung terjadinya perkecambahan terhadap perkembangan kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus dalam gelap terang serta menentukan titik tumbuh primer dan sekunder pada batang.

Manfaat percobaan

Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek yang ditimbulkan sinar matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta mengetahui kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya perkecambahan biji kacang hijau.
BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Landasan Teori/ Tinjauan Teoritis

2.1.1. Tahapan Pertumbuhan

Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pewrtumbhan primer dan sekunder.

1. Perkecambahan

Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang.

Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.

Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).

Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

2. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer. Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja yaitu pada bagian yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan memanjang akibat aktivitas mereistem apical (jaringan yang ada diujung akar dan dan ujung batang). Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki kuncup atau tunas. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.

Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:

a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)

b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.

c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.

3. Pertumbuhan Sekunder.

Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada dikotil dan gymnospermae. Aktivitas pembelahan cambium mengarah kea rah luar dan dalam. Aktivitas cambium ke dua arah mengakibatkan bertambah tebal dan besar diameter batang.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan

Pertumbuhan pada tumbuhan, baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.

1. Faktor eksternal/lingkungan

Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:

•Air dan mineral

•Kelembaban.

•Suhu

•Cahaya matahari

•nutrisi


2. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Di bawah ini merupakan macam-macam hormon pada tumbuhan.

1). Auksin

2). Giberelin

3).Sitokinin

4). Gas Etilen

5).AsamAbsisat
6).Kalin
:

a.Rhizokalin: merangsang pembentukan akar

b.Kaulokalin: merangsang pembentukan batang

c.Anthokalin: merangsang pembentukan bunga

d.Filokalin: merangsang pembentukan daun

2.1.3. Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan:

Cahaya matahari bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletakan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi. Intensitas pencahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang berariasi disebut fotoperiodisme. Respons itu meliputi dormansi (masa tidur yang bertujuan mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh), pembungaan, perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.

2.2. Hipotesis

Perkecambahan pada biji kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap akan mengalami kelajuan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan perkecambahan kacang hijau yang diletakkan di tempat terang. Hal ini disebabkan adanya pengaruh hormon auksin yang dipengaruhi oleh cahaya matahari.


BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

metode penelitian dilakukan dengan cara eksperimen antara lain

3.1.1. Alat dan bahan

Alat:

- 2 Wadah tanam

Bahan:

- Kacang hijau (Phaseolus radiatus)

- tanah

3.1.2. Langkah kerja

- merendam kacang hijau selama beberapa menit di dalam air. Hal ini dimaksudkan untuk memecahkan dormansi biji yang akan ditanamkan.

- memilih kacang yang mengapung di air yang menandakan kualitasnya baik dan cocok.

- memasukkan masing-masing 10 kacang hijau pada wadah tanam.

- menempatkan masing-masing wadah pada tempat yang terang dan gelap.

- menyirami setiap hari.

- melakukan pengamatan selama 3 hari.

3.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah anggota kelompok peneliti secara terpisah.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung selama 4 hari. Dengan jeda pengukuran setiap hari untuk perkecambahan di tempat gelap dan jeda ...... hari untuk perkecambahan di tempat terang.

3.4. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah kacang hijau (Phaseolus radiatus).


BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan

4.1.1 tabel hasil percobaan

Tabel 1 : Hasil percobaan pertumbuhan kacang hijau di tempat terang

Tabel 2 : Hasil percobaan pertumbuhan kacang hijau di tempat gelap

Percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 sampel, yaitu tiga perkecambahan. Di bawah ini merupakan data setiap kecambah yang diamati.

Kecambah I

Panjang total : 26 cm

Panjang di atas daun lembaga : 8 cm

Kecambah II

Panjang total : 27 cm

Panjang di atas daun lembaga : 9.5 cm

Kecambah III

Panjang total : 20.5 cm

Panjang di atas daun lembaga : 4.5 cm

Di setiap kecambah, bagian yang akan diteliti adalah bagian titik tumbuh yang berada di atas daun lembaga yang kemudian dibagi menjadi 4 daerah, yaitu daerah A mulai dari ujung kecambah, B, C dan D dengan panjang masing-masing sekitar 2 cm.

Tabel pengamatan 2.

Kecambah I

Daerah/hari

1

2

3

Pertumbuhan rata-rata

A

XXX

XXXX

XXX

4 cm

B

X

X

-

1 cm

C

X

X

-

0.6 cm

D

X

-

-

0.3 cm

Kecambah II

Daerah/hari

1

2

3

Pertumbuhan rata-rata

A

XXX

XXX

XXX

4 cm

B

-

X

-

0.3 cm

C

-

X

-

0.3 cm

D

-

X

-

0.3 cm

Kecambah III

Daerah/hari

1

2

3

Pertumbuhan rata-rata

A

XXX

XXX

XXX

4 cm

B

-

X

-

0.3 cm

C

-

-

-

-

D

-

X

-

0.3 cm

Keterangan: tanda X menunjukkan kuantitas pertumbuhan.

4.2 Pembahasan

Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat karena adanya hormon auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat karena kerja auksin yang tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut fototropisme. Untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan warnanya cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

Berdasarkan tabel pengamatan 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan primer berlangsung diujung batang. Pada bagian ini sel membelah secara cepat. Letak titik tumbuh primer ini dibuktikan dengan kuantitas pertumbuhan yang terjadi pada masing-masing daerah A yang besar.

Perbandingan laju perkecambahan pada tabel 1 dan 2 menyatakan proses pertumbuhan yang dialami oleh kecambah yang diletakkan di tempat terang berlangsung lambat. Hal ini dipengaruhi beberapa factor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Pada perkecambahan di tempat terang hormon auksin yang terhambat menyebabkan pertumbuhan rata-rata dalam tiga hari pada titik primernya yaitu ..... cm, sedangkan pada titik tumbuh primer kecambah yang diletakkan ditempat gelap sebesar 4 cm. Dalam hal ini, kecambah yang tumbuh di tempat gelap mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang perpanjangan sel-sel sehingga kecambah di tempat gelap tumbuh lebih panjang namun dengan kondisi pucat kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang, sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.


BAB V PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Ditinjau dari faktor cahaya, dibuktikan bahwa kacang kedelai yang ditempatkan di daerah berintensitas cahaya kurang atau gelap akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kacang kedelai yang diletakkan di tempat berintensitas cahaya banyak atau terang. Dengan itu, hormone auksin yang dipengaruhi sedikit atau tanpa cahaya matahari akan merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Namun, kondisi tumbuhan yang baik akan dialami oleh kacang kedelai dengan pengaruh cahaya lebih banyak yaitu tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek,.

B. SARAN

1. Sebelum penanaman , terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Jadi, sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat diminimalisir.

2. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan penelitian.

Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat terang maupun gelap.

DAFTAR PUSTAKA

Riandri, Henny,2009. Theory and Application of Biology 3 for Grade XII of Senior High School and Islamic Senior High School. Solo: Bilingual.

Sudjadi, B dan Laila, Siti. 2007. BIOLOGI 3A Sains dalam kehidupan. Surabaya: Yudhistira.

Zhamal, 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. Http://catatanzhamal.blogspot.com/

Soerga, N., 2009. Pola Pertumbuhan Tanaman. Http://soearga.wordpress.com/

www.wikipidia.org.id

Sulawesi Tengah-ku

Beberapa hari terakhir, banyak cerita seru yang tak terlewatkan. Seperti semalam, kita-kita kelas XII ngadain farewell party *Amazing night*, truz hari sebelumnya jalan-jalan sama mama *acuit,cuiiit…swenenge.* Truz, hari sebelumnya lagi meliput acara lomba yang diikuti Madani dalam rangka HUT Sulteng.

Di sana ntu, kita bias liat penari-penari tradisional yang luar biasa mengagumkan. Ih, lentuk-lentuk amat gerakannya. Asyik litany. Tak membosankan. Waktu itu sih, ku cuma sempat liat level SMP ama SMA-nya. Tapi enakan liat anak SMP-nya, pada lucu-lucu *Huualaaah, bilang saja kalo iri sama anak SMAnya. Bleee:p*

Waktu itu Madani urutan ke tiga untuk tingkat SMA, untung saja Tuhan masih merestui, jadi nggak didiskualifikasi gara-gara hamper telat. Waktu itu, biar pada tegang tapi asyik nih, litanya. Ih, biar agak pesimis, eh, tau-tau bias dapat juara 3, loh *Wuiiih, give applause for them!*. Sayangnya, waktu itu gak terlalu merhatiin, tu tarian apa namanya. Formasinya seru, gerakannya oke. Yang jelas, nih, Cuma musik doang pengiringnya. Tanpa ada penyanyi. Beda dengan tari Pamonte yang diiring-iringi nyanyian *Yakuuumoooo, Tadulako Pomonte!* Hehe… Ih, seru banget bisa hadir di sana.

Setelah ku rewind seperti sudah berabad-abad gak lagi liat hal-hal berbau tradisional seperti ini *Lebay, mode:on* Apalagi menyangkut daerah sendiri. Terakhir kali, waktu SD ikut tari Pamonte. Duh, ingat masa-masa berjaya dulu, nih *Loh, maksudne?* Iya, dulu, ‘kan, waktu SD selama tiga tahun jadi penari yang diandalkan sekolah *Beneran tuh?* Iya donk! Secara kita pada menang terus. Juara 1 lagi. Hehe.. ngekngok! Sayangnya, cita-cita yang didambakan gak kesampaian. Jadi Tadulakonya. Hehehe….

Eh, lupa. Bagi yang belum tahu apa tuh Tadulako, itu semacam pemimpin. Jadi dalam tarian itu, ada pemimpinnya. Wiiih, seru!

Walah, sudah-sudah… Cukup! Prolognya lama amir, bo’! biar kita jadi generasi penerus yang cinta tanah air, mari kita mengenal sulawesi tengah lebih dekat lagi! Hayuuuu!

Provinsi yang beribukotakan Palu ini, kaya akan budaya yang diwariskan secara turun temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.

Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas 15 kelompok etnis atau suku, yaitu:

  1. Etnis Kaili berdiam di kabupaten Donggala dan kota Palu
  2. Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Donggala
  3. Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso
  4. Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso
  5. Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali
  6. Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali
  7. Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai
  8. Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai
  9. Etnis Mamasa berdiam di kabupaten Banggai
  10. Etnis Taa berdiam di kabupaten Banggai
  11. Etnis Bare'e berdiam di kabupaten Touna
  12. Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan
  13. Etnis Buol mendiami kabupaten Buol
  14. Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli
  15. Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong
  16. Etnis Dampal berdiam di Dampal, kabupaten Tolitoli
  17. Etnis Dondo berdiam di [Dondo[kabupaten Tolitoli]]
  18. Etnis Pendau berdiam di kabupaten Tolitoli
  19. Etnis Dampelas berdiam di [[kabupaten Donggala]

Disamping 12 kelompok etnis, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku Da'a di Donggala, suku Wana di Morowali, suku Seasea di Banggai dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari.

Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk, dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan. Jadi, kalau kita melihat Sulawesi Tengah, bisa dianalogkan dengan Wilayah Nusantara kita yang multikultur.

Kesenian di daerah Sulawesi Tengah bervariasi. Dapat dilihat dari beberapa jenis tari yang beraneka ragam, misalnya Tari Lumense, Tari Peule Cinde, Tari Pamonte dan Tari khas masyarakat pamona, Dero. Untuk dua tari terakhir, memiliki satu kesamaan dalam tujuannya yaitu ditampilkan ketika musim panen. Hanya saja, penampilan tari Dero yang popular di Poso ini lebih meluas yaitu pada upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu.

Bukan hanya multi budaya yang memikat, namun keadaan alam yang unik menghadirkan flora dan fauna yang menarik pula. Hal ini karena Sulteng berada di zona perbatasan di wilayah Asia Oceania. Hal yang menonjol, keanekaragaman Flora dan Faunanya berbeda jauh dengan Flora dan Fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan, juga berbeda dengan Flora dan Fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau timor. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung, serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.

Sulawesi Tengah yang berada pada bidang kordinat 3º 30' LS - 1º 50' LU
119º 0' - 124º 20' BT ini beriklim tropis. Temperaturnya berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.

Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.

Nah, itu dia sedikit tentang Sulawesi Tengah. Kita sepatutnya bangga ketika sadar mempunyai daerah dengan potensi mengagumkan. Sampe di sini dulu, yah, postingan hari ini. Nih, ku kasi contekan kalo mo tau tentang sulteng sampe ke akar-akarnya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tengah